Sejarah Pendirian Pondok Pesantren
1. Latar belakang
Pondok Pesantren Al Falah terletak di Jalan A.Yani Km.23 Landasan
Ulin Tengah Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Kalsel. Letaknya
sangat strategis, 23 km dari Banjarmasin ibukota propinsi Kalsel, 2 km
dari Bandara Syamsudin Noor, 13 km dari Banjarbaru ibukota kotamadya
Banjarbaru. Jadi letaknya sangat mendukung, karena trasnportasi sangat
mudah dan murah disebabkan letaknya di pinggir jalan protocol. Tidak
mengherankan para santrinya berdatangan dari berbagai penjuru tanah air.
Khususnya dari daerah Kalimantan dan Jawa. Jumlah santri putra dan
putri tahun pelajaran 2007/2008 ini berjumlah ……. orang. Program atau
kurikulum pondok di waktu pagi dan sudah diakreditasi / diakui oleh Al
Azhar University Cairo Mesir (sejak tahun 1995)
Setiap alumnus tingkat Ulya pondok langsung bisa diterima di Al Azhar
University Mesir tanpa melalui tes. Sekarang ini alumnus Al Falah yang
kuliah di Al Azhar sekitar ….. Mahasiswa, ada yang sedang menempuh S2 .
Mereka adalah kader-kader penerus pondok dalam mencerdaskan bangsa.
Diwaktu sore program pemerintah yaitu Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah
dibawah Binaan Departemen Agama , statusnya terakreditasi. Selain MTs
dan MA, STAI Al Falah juga tidak ketinggalan dalam kiprahnya. Dalam
mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan tingginya STAI Al Falah telah
melaksanakan wisuda sarjana S1 yang ke 6 kalinya. K.H.M.Sani dengan
ponpes Al Falah tidak dapat dipisah-pisahkan, karena beliaulah sebagai
salah seorang pendiri yang paling banyak menangani Al Falah.
Perumpamaanya bagaikan dua badan tapi satu jiwa. Al Falah berkembang dan
besar karena hasil dari keuletan dan kerja keras beliau. Sebaliknya
beliau sangat terkenal karena kemajuan Al Falah. Pada waktu mula
berdirinya pondok, santri pertama tercatat 26 orang, yang kemudian
membanjir dari pelosok desa dan kota di kawasan ini. Alhamdulillah semua
ini berkat dukungan dan partisipasi seluruh masyarakat, sehingga
masyarakat mempercayakan putera dan puterinya di didik dengan budi
pekerti yang baik di pondok. Bagi K.H.M.Sani PP Al Falah sudah merupakan
jiwa atau roh beliau. Siang malam beliau memikirkan pendanaan pondok.
Beliau mencari dana sampai keluar negeri yaitu Makkah Al Mukarramah.
Karena setiap tahun beliau pergi berhaji ke Makkah sekaligus
dimanfaatkan untuk mencari dana. Untuk urusan luar negeri ini
kadang-kadang beliau di back up oleh Bapak H.M.Subli di Jakarta asal
Alabio, yang berprofesi sebagai pengusaha jasa pemberangkatan jamaah
haji atau umroh. Untuk mencari dana di Banjarmasin beliau dibantu oleh
para pedagang di pasar-pasar seperti Ujung Murung, Pasar Besar, Pasar
PPKE, Pasar Lima dan lain-lain. Khususnya pedagang / pengusaha asal
Alabio yang berdagang di Banjarmasin. Sampai-sampai K.H.M.Sani digelari
mereka ” Tukang Tagih Pajak” ini disebabkan ketegasan beliau dalam
melaksanakan penagihan. Juga disebabkan karena besarnya sumbangan
ditentukan atau ditaksir sendiri oleh beliau, ini berlaku jika si
pedagang seorang yang pelit atau ingin barajut. 2. Pendirian Secara
yuridis formil Yayasan Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru didirikan
berdasarkan Akte Notaris Bachtiar Banjarmasin Nomor 38. tanggal 19 Juli
1985. Pondok Pesantren Al Falah didirikan pada tanggal 09 Juni 1974/ 19
Rabiul Awal 1394 Hijriyah. Tertulis dalam Akte Notaris pasal 16 sebagai
berikut : Pada akhirnya para penghadap menerangkan bahwa para pendiri
adalah sebagai berikut: 1. H. MOHAMMAD GAZALI SYAMSURI 2. H. MOHAMMAD
KURNAIN DAHLAN 3. H. MOHAMMAD RAMLI 4. KH.MOHAMMAD SANI 5. H.DARLAN 6.
H.MOHAMMAD JAKFAR DAHLAN 7. H.MUJTABA ISMAIL 8. Drs.H.USMAN DJAHRI 9.
ALI IMRAN 10. H.MOHAMMAD URIANSYAH BASERI 11. H.MOHAMMAD THOHA 12.
H.BUSERA TUKACIL 13. H.SUHAIMI HASBULLAH 14. H.MIRHAN 15. H.HAMSANI 16.
H.ARSYIDI 17. H.HUSNI TAMRIN 18. H.KUSASI ( Pasar Lama) 19. H.BUSERA
Dari 19 orang Badan Pendiri, yang sudah meninggal dunia sebanyak 12
orang anggota Badan Pendiri. Anggota yang masih hidup sebanyak 7 orang. 3
orang berdomisili di luar daerah yaitu 2 orang di Jakarta dan seorang
di Samarinda. Sedangkan 4 orang anggota badan pendiri lainnya
berdomisili di Banjarmasin. 3. Visi, Misi, Tujuan Visi : Penguasaan Ilmu
Fardhu A’in dan Kifayah, mengakar di tengah masyarakat, berorientasi
kepada Imtaq dan iptek menuju hidup mandiri Misi : • Melaksanakan amanat
aqidah ahlussunnah wal jama’ah melalui pengembangan pendidikan secara
kuantitatif dan kualitatif. • Memberdayakan kader perjuangan muslim yang
berwawasan ahlussunnah wal jama’ah • Mengembangkan potensi kemanusiaan
dengan segala dimensinya, baik dimensi intelektual, moral, ekonomi,
social dan cultural dalam rangka menciptakan SDM yang handal Tujuan :
Menyiapkan generasi muda yang mampu menghadapi tantangan dimasa yang
akan datang Sosok Tuan Guru K.H.M..Sani adalah seorang ulama yang
tawadhu, zuhud, ikhlas, qanaah, pandai bersyukur, selalu bertawakkal,
ulet, tidak kenal menyerah dan disegani oleh semua orang. Beliau dan
para pendiri lainnya bertekad untuk memajukan pendidikan, khususnya
pondok pesantren. Pondok pesantren menurut beliau adalah satu- satunya
cara terbaik dalam mengantisipasi ekses-ekses negative bagi anak-anak.
Dan dengan pendidikan pondok pesantren pengkaderan umat Islam lebih
optimal dan efektif hasilnya. Pondok Pesantren menurut beliau mempunyai
dua fungsi : 1. Sebagai Centre of Excellence, yang menangani kader-kader
pemikir agama. 2. Sebagai Agent of Development, yang menangani
pembinaan pemimpin-pemimpin masyarakat, terutama di pedesaan. Tidak
mengherankan jika sekiranya para ulama / kyai pondok selalu di back up
oleh people power, ini disebabkan karena para ulama selalu menyatu
dengan rakyatnya. Dengan berdasarkan butir-butir mutiara tersebut di
atas, beliau dengan gigih berjuang tanpa pamrih untuk memajukan Al Falah
dengan support dan back up dari Dewan Pendiri lainnya untuk
mencerdaskan kaum muslimin di kawasan ini. Bagi beliau memberikan
bimbingan kepada ummat adalah merupakan suatu kewajiban agama,
kehormatan dan suatu profesi kehidupan beliau. Doktrin dan sabda
Rasulullah sangat terpatri dihati beliau, yaitu sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim لأن يهدى الله بك رجلا
واحدا خير لك من الدنيا وما فيها Artinya : Niscayalah andaikata Allah
memberi hidayah kepada seseorang sebagai hasil usahamu, maka hal itu
adalah lebih baik bagimu daripada seluruh dunia dan isinya. Last but not
least, yang mengilhami pendirian PP. Al Falah adalah Al Mukarram Habib
Husien dari Jawa, yang dalam kunjungan beliau ke Kalsel dengan gambling
mengatakan ” Bodoh sekali orang Alabio, tidak punya pondok Pesantren,
padahal punya potensi”. Kita semua tahu, kalau di Amuntai ada RAKHA, di
Barabai (HST) ada Ponpes Ibnul Amin Pamangkih dan di Martapura kota
Intan/ serambi Makkah mempunyai Ponpes Darussalam, yang sangat terkenal
dan sudah lama berdiri dan sudah banyak ulama-ulama yang dihasilkannya
di kawan ini. Pengembangan Ideologis Alhamdulillah, eksistensi Ponpes Al
Falah sangat menentukan sekali, khususnya di daerah sekitarnya. Para
Ustadz / Kyai sangat dominan berperan dalam mencerdaskan ummat khususnya
di pengajian-pengajian di langgar, mesjid, kantor dan rumah-rumah
sekitar daerah Landasan Ulin dan Banjarbaru. Juga tenaga pegawai kantor
dan dapur serta guru melibatkan warga sekitar. Instansi-instansi
keamanan juga terlibat dalam memelihara keamanan para santri yang mondok
di PP Al Falah, agar para wali santri / orang tua santri merasa
terjamin dan terjaga anak-anaknya di pondok. Masyarakat sekitar pondok
sangat menunjang untuk kemajuan pondok. Warga masyarakat sekeliling
pondok atau Landasan Ulin merasa mendapat rahmat dan merasa aman tentram
dekat pondok. Menurut mereka selama adanya Ponpes Al Falah, orang-orang
yang berbuat maksiat berkurang. Contoh kongkret dahulu tempat-tempat
prostitusi / wanita nakal dimana-mana ada atau berhamburan dimana-mana.
Sekarang alhamdulillah secara resmi tidak ada lagi, karena ditutup oleh
pemerintah yang sebelumnya berlokasi di Km.18 dan Km. 28 Pembatuan. Jadi
Al Falah ditengah-tengah, lima kilometer kiri dan lima kilometer di
kanan. Alhamdulillah sudah ditutup. Tadi secara local, bagaimana secara
nasional ? Secara nasional ponpes Al Falah mendapat respon positif dari
masyarakat Kalimantan khususnya dan di luar Kalimantan pada umumnya. Ini
terbukti mengalirnya para santri putera maupun puteri mendaftarkan diri
masuk pondok. Saking banyaknya santri yang masuk Panitia Penerimaan
Santri Baru terpaksa dengan segala hormat dan kerendahan hati tidak
dapat menerima semua santri yang ingin masuk karena tempat sudah penuh,
baik kelas maupun asrama. Untuk tahun ajaran 2000 / 2001 tadi yang
ditolak karena tidak ada tempat sekitar 500 orang lebih. Ini sebagai
bukti riil atas kepercayaan masyarakat terhadap Al Falah. Pelayanan
terhadap santri yang sakit diusahakan semaksimal mungkin, misalnya
santri dibawa ke rumah sakit Banjarbaru untuk di op name di sana dengan
biaya Yayasan terlebih dahulu yang nanti diperhitungkan kemudian, yang
penting santri (jiwanya) harus tertolong terlebih dahulu, ini yang
bertugas ketua-ketua asrama. Santri Al Falah dari mana-mana, tercatat
khususnya dari Kalimantan yang mayoritas dari Kalsel, Kalteng dan
Kaltim. Kemudian dari Sulawesi, Maluku, Sumatera / Riau / Tembilahan,
Jawa dan Madura. Jadi hamper seluruh Indonesia. Juga pernah mendapat
kunjungan Wakil Presiden Jenderal Try Sutrisno, sekitar bulan Juli 1994
Rombongan LEMHANAS sebanyak 40 orang berkunjung dalam program ”
Kunjungan Kerja Lemhanas” Juga pernah berkunjung Kasospol ABRI Jendral
Syarwan Hamid, dalam kapasitasnya sebagai Kasospol ABRI pada tahun 1996
bulan Nopember. Tanpa diminta menyerahkan sumbangan sebanyak 600 ( enam
ratus) zak semen yang diterima oleh Ketua Umum Yayasan K.H.Mujtaba
Ismail, MA dengan didampingi jajaran pengurus, guru dan santri. Semen
tersebut telah dimanfaatkan untuk pembangunan Mini Market, Toko Buku dan
Penginapan Tamu yang semuanya berlantai II. Alhamdulillah semua itu
berkat rahmat Allah dan banyak kunjungan-kunjungan lainnya dari semua
pihak. INTERNASONAL Secara internasional PP Al Falah sudah dikenal di
Jerman Barat, ini sebuah pengakuan seorang alumnus perguruan tinggi di
Jerman Barat, dimana dia ditanya tentang Pondok Pesantren Al Falah
Banjarbaru, Kalimantan Selatan Indonesia. Secara kebetulan yang ditanya
ini adalah anak dan cucu dari Pengurus Yayasan yaitu anak H.M. Yusran
Alwi atau cucu dari Bapak H.Alwi. Tercatat sekitar tahun 1981,
K.H.M.Sani menerima sumbangan dari kerajaan Saudi Arabia sebanyak Rp. 63
.000.000,00 yang dibangunkan asrama besar yang diberi nama asrama Malik
Abdul Aziz. Duta besar kerajaan Saudi Arabia Syekh Abdurrahman Al Alim
pernah melihat asrama ini sekitar tanggal 16 Maret 1995. Perhatian dari
mesir merupakan suatu kehormatan untuk masyarakat Indonesia pada umumnya
dan masyarakat Kalimantan khususnya, dimana Universitas Al Azhar Cairo
Mesir dengan keputusannya Nomor 26 Tanggal 26 Juni 1995 yang pada
dasarnya mengakui lulusan Aliyah Pondok Pesantren Al Falah sederajat
dengan lulusan Aliyah Al Azhar Mesir. Oleh karena itu lulusan pondok
pesantren Al Falah langsung diterima di perguruan tinggi Al Azhar Cairo
Mesir tanpa melalui tes. Alhamdulillah, ini merupakan suatu rahmat yang
besar bagi kita semua. Artinya bahwa Al Falah secara kualitas dapat
dipercaya oleh Perguruan Tinggi Al Azhar yang usianya 1000 tahun lebih.
Penyusun yakin bahwa ruh Tuan Guru K.H.M.Sani sekarang ini menangis
karena gembir disebabkan hasil perjuangan beliau berhasil dan berbuah.
Seseorang bisa saja menangis karena ingat kesulitan, kesusahan waktu
membangun yang tiba-tiba hasil usahanya dihormati orang. Ruh beliau akan
tertawa dan tersenyum jika para santri dan ustadz selalu tekun
memuthala’ahi ( mempelajari) kitab-kitab. Sudah barang tentu yang
menjadi challenge tantangan bagi Ponpes Al Falah dapatkah dipertahankan
kualitas yang sudah diakreditasi oleh Al Azhar tersebut. Kunjungan 11
Duta Besar Negara-negara Islam, sekitar tanggal 16 Maret 1995: –
Kunjungan Syekh Tarikat Tijani dari Maroko – Sejak lama juga di Madinah
University mengakui alumnus ponpes Al Falah. Dulu beberapa orang belajar
disana, sekarang para santri/ mahasiswa lebih memilih ke Mesir. Masih
kunjungan-kunjungan dari Saudi Arabia dan Negara-negara Islam lainnya
yang tidak dapat disebutkan di sini. Kesimpulannya perhatian dunia Islam
cukup memuaskan. Tuntutan Sosial ……………………………….. Waktu Pendirian dan
Moment yang bersamaan Jumlah Pendiri Pondok Pesantren Al Falah berada di
bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren yang mana para pendirinya juga
merupakan pengurus yayasan periode pertama yaitu 19 orang . Latar
belakang Pendiri ………………………………………….. Silsilah Pendiri ……………………………………………..
Rumusan Visi, Misi, dan tujuan B. Profile Pendiri a.Latar belakang
pendiri Tuan guru K.H.M. Sani dilahirkan di Alabio Hulu Sungai Utara
Kalsel pada tahun 1918 M, ayah beliau bernama H.Zuhri, pada waktu beliau
dilahirkan ayahnya sedang merantau ke Perak Malaysia. Istri pertama
beliau bernama Hj.Siti Aisyah. Dari Hj.Siti Aisyah ini lahir Hj.Lamsiah.
Istri yang kedua bernama Hj.Kartasiah binti Baseri yang bermukim di
Malaysia. Hj.Kartasiah meninggal pada tanggal 26 – 9 – 2002 / 19 Rajab
1423 H. Beliau mempunyai cucu yang sekarang ini sebagai ketua Umum
Yayasan Pondok Pesantren Al Falah yaitu Prof.DR.H.M.Gazali, M.Ag yang
juga bertugas di IAIN Antasari Banjarmasin. Malam Senin, tanggal 11
Muharram 1407 H, bertepatan tanggal 14 September 1986 M. Tuan Guru
K.H.M.Sani Muassis Pondok Pesantren Al Falah berpulang ke rahmatullah
dengan tenang di rumah beliau di Antasan Kecil Timur Banjarmasin. Pada
hari itu dunia pendidikan kehilangan seorang ulama besar yang zuhud dan
mukhlis, dengan meninggal sebuah karya yang abadi, karena ilmu yang
bersambung terus menerus. Beliau meninggalkan cahaya yang terang dimana
orang-orang dapat berjalan dengan aman karena cahaya tersebut. Beliau
dimakamkan di Pondok Pesantren Al Falah Putera tepatnya di depan kantor
Pondok Pesantren Al Falah Putera. Semoga ruh beliau ditempatkan oleh
Allah SWT di Jannatun Na’im. Amin. b. Latar belakang Pendidikan Beliau
sejak usia muda mengaji dengan para ulama di Alabio dan sekitarnya. Yang
pada waktu itu banyak ulama-ulama alumnus Mekah dan Mesir. Beliau juga
belajar keluar dari Alabio, yaitu ke Nagara pada Tuan Guru K.H.Ahmad
Nagara.Kemudian beliau sangat rajin membaca kitab-kitab kuning, apalagi
beliau juga berhijrah ke Banjarmasin, dimana seseorang harus banyak
membaca kitab-kitab. Self Studi ini terus menerus beliau kembangkan
sampai akhir hayat beliau. c. Keterlibatan Sosial Beliau aktif sebagai
muballig atau sebagai guru agama di Masjid, langgar dan rumah-rumah.
Beliau sangat terkenal di Banjarmasin, khususnya di daerah pasar Lama,
dimana beliau berdomisili. Beliau juga sangat dikenal para pedagang,
khususnya masyarakat alabio sebagai tuan guru mereka. Pada bulan puasa
beliau suka sekali menjamu berbuka puasa di langgar beliau. Beliau
setiap tahun sekali naik haji, biasanya beliau membawa rombongan ke
Mekkah Al Mukarramah. Tercatat beliau sudah 22 kali berhaji baik
sendirian atau dengan rombongan. Dalam perjuangan beliau dibidang
pendidikan beliau dapat dipercaya oleh Almukarram DR.K.H.Idcham Chalid
di Jakarta untuk membuat kerangka kayu pembangunan Madrasah beliau Darul
Ma’arif. Setelah pembangunan madrasah Darul Ma-arif selesai, beliau
ditawari KH.Idcham Chalid untuk memimpin Madrasah beliau di Jakarta.
Namun tawaran pak Idcham Chalid tersebut ditolak beliau dengan halus.
Beliau mengatakan bahwa masyarakat Kalimantan Selatan khususnya dan
Kalimantan pada umumnya masih perlu mendapat perhatian beliau. Beliau
sangat peka sekali dalam menganalisa nilai-nilai pendidikan di suatu
daerah. Beliau berpendapat bahwa masyarakat Kalimantan masih tertinggal
jauh jika dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di nusantara ini.
Kalimantan sangat jauh ketinggalan disemua bidang, khususnya bidang
pendidikan pondok pesantren. Inilah rupanya salah satu pemikiran yang
menjadi cikal bakal atau embrio yang kemudian menjelma atau lahirnya
pondok pesantren yang kemudian didirikan yang diberi nama Pondok
Pesantren Al Falah. d. Obsesi Bidang Keahlian Pendiri
……………………………………………………. Anak Pendiri, Menantu, Saudara, Santri Kepercayaan
………………………………………………………. Pondok Pesantren, Sekolah, Umum, dll
………………………………………….. Pengurus Ormas, Orsos, Parpol …………………………………..
Idealitas pengembangan Ponpes ……………………………….. Menurut pandangan
T.G.K.H.M.Sani Pondok Pesantren itu adalah sebuah lembaga/ institusi
atau wadah pendidikan non formal, tradisional yang diasuh oleh kyai yang
bertujuan mencetak kader-kader / pelopor pembangunan bangsa / agent of
development yang bernafaskan kalimat Tauhid, yang beridentitaskan
sebagai seorang insane yang sehat jasmani dan rohani. Insan yang selalu
bertaqwa kepada Allah SWT. Insan yang selalu tekun dalam menuntut ilmu
dan mengembangkannya. Insan yang selalu membimbing masyarakat. Insan
yang selalu membela hak-hak masyarakat. Insan yang selalu tegar dan
tangguh tegar dan tangguh dalam perjuangan. Insan yang selalu loyal
kepada Allah dalam situasi dan kondisi bagaimanapun juga. Insan yang
berjuang tanpa pamrih atau ikhlas. Dengan motivasi inilah ia akan
selamat/ menang diakhirat nanti dihadapan Allah Rabbul ‘Alamin. Menurut
beliau pendidikan pondok itu merupakan satu-satunya alternative untuk
mencetak pemuda-pemuda harapan bangsa yang bermoral yang nantinya dengan
harmonis dapat berinteraksi dengan masyarakat mana saja, sebab system
pondok adalah TAKHALI dan TAHALLI. TAKHALLI ; Berarti mengosongkan atau
membuang sifat-sifat yang tercela atau sifat buruk, sifat yang tidak
terpuji, seperti sombong, hasad, dengki, iri, pemarah, senang berkelahi,
peminum, pecandu narkotik dan lain-lain. TAHALLI : Berarti menghiasi
diri dengan sifat-sifat yang terpuji, dengan sifat-sifat yang baik,
seperti jujur, amanah, bertanggung jawab, ikhlas dalam bekerja, membela
yang benar, berbuat baik terhadap orang tua dan masyarakat, hormat
kepada guru, sabar, taqwa, qona’ah, berani dalam kebenaran dan
seterusnya. Kalau orang tua tidak mau bermasalah anaknya, maka hendaknya
orang tua itu menyerahkan anaknya ke Pondok Pesantren untuk dididik
adabnya, demikianlah kira-kira ucapan beliau yang sering diucapkan
diwaktu berkhotbah pada waktu pengajian-pengajian beliau di masyarakat.
Kita tidak menentang globalisasi, tapi kita wajib mengantisipasi
ekses-ekses negative dari globalisasi tersebut. Kita harus menyediakan
filter/ alat penyaringan setiap informasi yang menyesatkan filter itu
tidak lain adalah agama. Untuk mengerti agama orang harus mondok belajar
kepada kyai yang mukhlis. Untuk suksesnya pondok pesantren, maka Pondok
Pesantren harus berbenah diri dengan meningkatkan kualitas dalam semua
bidang. Fisik bangunan harus up to date sesuai dengan era kompetitif.
Kurikulum dilengkapi dengan ilmu-ilmu social yang bisa memback up santri
jika sudah berjuang di masyarakat. Para pengajar harus berkualitas.
Para santri harus mempunyai sikap disiplin yang tinggi. Pondok pesantren
harus mempunyai lembaga pendidikan tingkat tinggi untuk mencetak
kader-kader pemimpin yang handal dan professional. Jadi taman pondok itu
harus professional dan ahli di bidangnya. Sebab kita sekarang berada di
era globalisasi, dimana semua fasilitas menggunakan serba teknologi
canggih, di zaman pergeseran nilai. Dimana nilai-nilai religius dan
moral kurang diperhatikan orang. Dimana manusia menjadi materialistis.
Semua yang menjadi barometer adalah materi. Kalau kita sudah mengerti di
zaman apa kita hidup dan berjuang, maka kita sejak dini mempersiapkan
segala-galanya demi suksesnya perjuangan kita tersebut. Dalam hal ini,
alumni PP Al Falah pernah mengadakan dialog dengan mendapat perhatian
yang luar biasa pada tahun 1995, dengan judul ” Dialog Alumni PP Al Falah Menyikapi Era Globalisasi”.
Khususnya bagi Pondok Pesantren Al Falah, kita bersyukur kepada Allah
SWT, atas semua karunia-Nya seperti yang kita saksikan sekarang ini.
Kita masih belum mempunyai masjid yang representative, belum mempunyai
meeting hall dan lain-lain. Meskipun demikian kita syukuri apa yang ada
tapi kita tetap berjuang dengan optimal untuk melengkapi dan
menyempurnakannya dengan penuh tawakkal kepada Allah, semoga Allah
memberikan kekuatan dan kemudahan dalam perjuangan kita li’ilai
kalimatillah.