Sabtu, 03 November 2012

PROFILE PENDIRI PONDOK PESANTREN AL FALAH BANJARBARU

Sejarah Pendirian Pondok Pesantren
1. Latar belakang
Pondok Pesantren Al Falah terletak di Jalan A.Yani Km.23 Landasan Ulin Tengah Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru Kalsel. Letaknya sangat strategis, 23 km dari Banjarmasin ibukota propinsi Kalsel, 2 km dari Bandara Syamsudin Noor, 13 km dari Banjarbaru ibukota kotamadya Banjarbaru. Jadi letaknya sangat mendukung, karena trasnportasi sangat mudah dan murah disebabkan letaknya di pinggir jalan protocol. Tidak mengherankan para santrinya berdatangan dari berbagai penjuru tanah air. Khususnya dari daerah Kalimantan dan Jawa. Jumlah santri putra dan putri tahun pelajaran 2007/2008 ini berjumlah ……. orang. Program atau kurikulum pondok di waktu pagi dan sudah diakreditasi / diakui oleh Al Azhar University Cairo Mesir (sejak tahun 1995)
Setiap alumnus tingkat Ulya pondok langsung bisa diterima di Al Azhar University Mesir tanpa melalui tes. Sekarang ini alumnus Al Falah yang kuliah di Al Azhar sekitar ….. Mahasiswa, ada yang sedang menempuh S2 . Mereka adalah kader-kader penerus pondok dalam mencerdaskan bangsa. Diwaktu sore program pemerintah yaitu Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah dibawah Binaan Departemen Agama , statusnya terakreditasi. Selain MTs dan MA, STAI Al Falah juga tidak ketinggalan dalam kiprahnya. Dalam mengimplementasikan Tri Dharma Perguruan tingginya STAI Al Falah telah melaksanakan wisuda sarjana S1 yang ke 6 kalinya. K.H.M.Sani dengan ponpes Al Falah tidak dapat dipisah-pisahkan, karena beliaulah sebagai salah seorang pendiri yang paling banyak menangani Al Falah. Perumpamaanya bagaikan dua badan tapi satu jiwa. Al Falah berkembang dan besar karena hasil dari keuletan dan kerja keras beliau. Sebaliknya beliau sangat terkenal karena kemajuan Al Falah. Pada waktu mula berdirinya pondok, santri pertama tercatat 26 orang, yang kemudian membanjir dari pelosok desa dan kota di kawasan ini. Alhamdulillah semua ini berkat dukungan dan partisipasi seluruh masyarakat, sehingga masyarakat mempercayakan putera dan puterinya di didik dengan budi pekerti yang baik di pondok. Bagi K.H.M.Sani PP Al Falah sudah merupakan jiwa atau roh beliau. Siang malam beliau memikirkan pendanaan pondok. Beliau mencari dana sampai keluar negeri yaitu Makkah Al Mukarramah. Karena setiap tahun beliau pergi berhaji ke Makkah sekaligus dimanfaatkan untuk mencari dana. Untuk urusan luar negeri ini kadang-kadang beliau di back up oleh Bapak H.M.Subli di Jakarta asal Alabio, yang berprofesi sebagai pengusaha jasa pemberangkatan jamaah haji atau umroh. Untuk mencari dana di Banjarmasin beliau dibantu oleh para pedagang di pasar-pasar seperti Ujung Murung, Pasar Besar, Pasar PPKE, Pasar Lima dan lain-lain. Khususnya pedagang / pengusaha asal Alabio yang berdagang di Banjarmasin. Sampai-sampai K.H.M.Sani digelari mereka ” Tukang Tagih Pajak” ini disebabkan ketegasan beliau dalam melaksanakan penagihan. Juga disebabkan karena besarnya sumbangan ditentukan atau ditaksir sendiri oleh beliau, ini berlaku jika si pedagang seorang yang pelit atau ingin barajut. 2. Pendirian Secara yuridis formil Yayasan Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru didirikan berdasarkan Akte Notaris Bachtiar Banjarmasin Nomor 38. tanggal 19 Juli 1985. Pondok Pesantren Al Falah didirikan pada tanggal 09 Juni 1974/ 19 Rabiul Awal 1394 Hijriyah. Tertulis dalam Akte Notaris pasal 16 sebagai berikut : Pada akhirnya para penghadap menerangkan bahwa para pendiri adalah sebagai berikut: 1. H. MOHAMMAD GAZALI SYAMSURI 2. H. MOHAMMAD KURNAIN DAHLAN 3. H. MOHAMMAD RAMLI 4. KH.MOHAMMAD SANI 5. H.DARLAN 6. H.MOHAMMAD JAKFAR DAHLAN 7. H.MUJTABA ISMAIL 8. Drs.H.USMAN DJAHRI 9. ALI IMRAN 10. H.MOHAMMAD URIANSYAH BASERI 11. H.MOHAMMAD THOHA 12. H.BUSERA TUKACIL 13. H.SUHAIMI HASBULLAH 14. H.MIRHAN 15. H.HAMSANI 16. H.ARSYIDI 17. H.HUSNI TAMRIN 18. H.KUSASI ( Pasar Lama) 19. H.BUSERA Dari 19 orang Badan Pendiri, yang sudah meninggal dunia sebanyak 12 orang anggota Badan Pendiri. Anggota yang masih hidup sebanyak 7 orang. 3 orang berdomisili di luar daerah yaitu 2 orang di Jakarta dan seorang di Samarinda. Sedangkan 4 orang anggota badan pendiri lainnya berdomisili di Banjarmasin. 3. Visi, Misi, Tujuan Visi : Penguasaan Ilmu Fardhu A’in dan Kifayah, mengakar di tengah masyarakat, berorientasi kepada Imtaq dan iptek menuju hidup mandiri Misi : • Melaksanakan amanat aqidah ahlussunnah wal jama’ah melalui pengembangan pendidikan secara kuantitatif dan kualitatif. • Memberdayakan kader perjuangan muslim yang berwawasan ahlussunnah wal jama’ah • Mengembangkan potensi kemanusiaan dengan segala dimensinya, baik dimensi intelektual, moral, ekonomi, social dan cultural dalam rangka menciptakan SDM yang handal Tujuan : Menyiapkan generasi muda yang mampu menghadapi tantangan dimasa yang akan datang Sosok Tuan Guru K.H.M..Sani adalah seorang ulama yang tawadhu, zuhud, ikhlas, qanaah, pandai bersyukur, selalu bertawakkal, ulet, tidak kenal menyerah dan disegani oleh semua orang. Beliau dan para pendiri lainnya bertekad untuk memajukan pendidikan, khususnya pondok pesantren. Pondok pesantren menurut beliau adalah satu- satunya cara terbaik dalam mengantisipasi ekses-ekses negative bagi anak-anak. Dan dengan pendidikan pondok pesantren pengkaderan umat Islam lebih optimal dan efektif hasilnya. Pondok Pesantren menurut beliau mempunyai dua fungsi : 1. Sebagai Centre of Excellence, yang menangani kader-kader pemikir agama. 2. Sebagai Agent of Development, yang menangani pembinaan pemimpin-pemimpin masyarakat, terutama di pedesaan. Tidak mengherankan jika sekiranya para ulama / kyai pondok selalu di back up oleh people power, ini disebabkan karena para ulama selalu menyatu dengan rakyatnya. Dengan berdasarkan butir-butir mutiara tersebut di atas, beliau dengan gigih berjuang tanpa pamrih untuk memajukan Al Falah dengan support dan back up dari Dewan Pendiri lainnya untuk mencerdaskan kaum muslimin di kawasan ini. Bagi beliau memberikan bimbingan kepada ummat adalah merupakan suatu kewajiban agama, kehormatan dan suatu profesi kehidupan beliau. Doktrin dan sabda Rasulullah sangat terpatri dihati beliau, yaitu sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim لأن يهدى الله بك رجلا واحدا خير لك من الدنيا وما فيها Artinya : Niscayalah andaikata Allah memberi hidayah kepada seseorang sebagai hasil usahamu, maka hal itu adalah lebih baik bagimu daripada seluruh dunia dan isinya. Last but not least, yang mengilhami pendirian PP. Al Falah adalah Al Mukarram Habib Husien dari Jawa, yang dalam kunjungan beliau ke Kalsel dengan gambling mengatakan ” Bodoh sekali orang Alabio, tidak punya pondok Pesantren, padahal punya potensi”. Kita semua tahu, kalau di Amuntai ada RAKHA, di Barabai (HST) ada Ponpes Ibnul Amin Pamangkih dan di Martapura kota Intan/ serambi Makkah mempunyai Ponpes Darussalam, yang sangat terkenal dan sudah lama berdiri dan sudah banyak ulama-ulama yang dihasilkannya di kawan ini. Pengembangan Ideologis Alhamdulillah, eksistensi Ponpes Al Falah sangat menentukan sekali, khususnya di daerah sekitarnya. Para Ustadz / Kyai sangat dominan berperan dalam mencerdaskan ummat khususnya di pengajian-pengajian di langgar, mesjid, kantor dan rumah-rumah sekitar daerah Landasan Ulin dan Banjarbaru. Juga tenaga pegawai kantor dan dapur serta guru melibatkan warga sekitar. Instansi-instansi keamanan juga terlibat dalam memelihara keamanan para santri yang mondok di PP Al Falah, agar para wali santri / orang tua santri merasa terjamin dan terjaga anak-anaknya di pondok. Masyarakat sekitar pondok sangat menunjang untuk kemajuan pondok. Warga masyarakat sekeliling pondok atau Landasan Ulin merasa mendapat rahmat dan merasa aman tentram dekat pondok. Menurut mereka selama adanya Ponpes Al Falah, orang-orang yang berbuat maksiat berkurang. Contoh kongkret dahulu tempat-tempat prostitusi / wanita nakal dimana-mana ada atau berhamburan dimana-mana. Sekarang alhamdulillah secara resmi tidak ada lagi, karena ditutup oleh pemerintah yang sebelumnya berlokasi di Km.18 dan Km. 28 Pembatuan. Jadi Al Falah ditengah-tengah, lima kilometer kiri dan lima kilometer di kanan. Alhamdulillah sudah ditutup. Tadi secara local, bagaimana secara nasional ? Secara nasional ponpes Al Falah mendapat respon positif dari masyarakat Kalimantan khususnya dan di luar Kalimantan pada umumnya. Ini terbukti mengalirnya para santri putera maupun puteri mendaftarkan diri masuk pondok. Saking banyaknya santri yang masuk Panitia Penerimaan Santri Baru terpaksa dengan segala hormat dan kerendahan hati tidak dapat menerima semua santri yang ingin masuk karena tempat sudah penuh, baik kelas maupun asrama. Untuk tahun ajaran 2000 / 2001 tadi yang ditolak karena tidak ada tempat sekitar 500 orang lebih. Ini sebagai bukti riil atas kepercayaan masyarakat terhadap Al Falah. Pelayanan terhadap santri yang sakit diusahakan semaksimal mungkin, misalnya santri dibawa ke rumah sakit Banjarbaru untuk di op name di sana dengan biaya Yayasan terlebih dahulu yang nanti diperhitungkan kemudian, yang penting santri (jiwanya) harus tertolong terlebih dahulu, ini yang bertugas ketua-ketua asrama. Santri Al Falah dari mana-mana, tercatat khususnya dari Kalimantan yang mayoritas dari Kalsel, Kalteng dan Kaltim. Kemudian dari Sulawesi, Maluku, Sumatera / Riau / Tembilahan, Jawa dan Madura. Jadi hamper seluruh Indonesia. Juga pernah mendapat kunjungan Wakil Presiden Jenderal Try Sutrisno, sekitar bulan Juli 1994 Rombongan LEMHANAS sebanyak 40 orang berkunjung dalam program ” Kunjungan Kerja Lemhanas” Juga pernah berkunjung Kasospol ABRI Jendral Syarwan Hamid, dalam kapasitasnya sebagai Kasospol ABRI pada tahun 1996 bulan Nopember. Tanpa diminta menyerahkan sumbangan sebanyak 600 ( enam ratus) zak semen yang diterima oleh Ketua Umum Yayasan K.H.Mujtaba Ismail, MA dengan didampingi jajaran pengurus, guru dan santri. Semen tersebut telah dimanfaatkan untuk pembangunan Mini Market, Toko Buku dan Penginapan Tamu yang semuanya berlantai II. Alhamdulillah semua itu berkat rahmat Allah dan banyak kunjungan-kunjungan lainnya dari semua pihak. INTERNASONAL Secara internasional PP Al Falah sudah dikenal di Jerman Barat, ini sebuah pengakuan seorang alumnus perguruan tinggi di Jerman Barat, dimana dia ditanya tentang Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru, Kalimantan Selatan Indonesia. Secara kebetulan yang ditanya ini adalah anak dan cucu dari Pengurus Yayasan yaitu anak H.M. Yusran Alwi atau cucu dari Bapak H.Alwi. Tercatat sekitar tahun 1981, K.H.M.Sani menerima sumbangan dari kerajaan Saudi Arabia sebanyak Rp. 63 .000.000,00 yang dibangunkan asrama besar yang diberi nama asrama Malik Abdul Aziz. Duta besar kerajaan Saudi Arabia Syekh Abdurrahman Al Alim pernah melihat asrama ini sekitar tanggal 16 Maret 1995. Perhatian dari mesir merupakan suatu kehormatan untuk masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Kalimantan khususnya, dimana Universitas Al Azhar Cairo Mesir dengan keputusannya Nomor 26 Tanggal 26 Juni 1995 yang pada dasarnya mengakui lulusan Aliyah Pondok Pesantren Al Falah sederajat dengan lulusan Aliyah Al Azhar Mesir. Oleh karena itu lulusan pondok pesantren Al Falah langsung diterima di perguruan tinggi Al Azhar Cairo Mesir tanpa melalui tes. Alhamdulillah, ini merupakan suatu rahmat yang besar bagi kita semua. Artinya bahwa Al Falah secara kualitas dapat dipercaya oleh Perguruan Tinggi Al Azhar yang usianya 1000 tahun lebih. Penyusun yakin bahwa ruh Tuan Guru K.H.M.Sani sekarang ini menangis karena gembir disebabkan hasil perjuangan beliau berhasil dan berbuah. Seseorang bisa saja menangis karena ingat kesulitan, kesusahan waktu membangun yang tiba-tiba hasil usahanya dihormati orang. Ruh beliau akan tertawa dan tersenyum jika para santri dan ustadz selalu tekun memuthala’ahi ( mempelajari) kitab-kitab. Sudah barang tentu yang menjadi challenge tantangan bagi Ponpes Al Falah dapatkah dipertahankan kualitas yang sudah diakreditasi oleh Al Azhar tersebut. Kunjungan 11 Duta Besar Negara-negara Islam, sekitar tanggal 16 Maret 1995: – Kunjungan Syekh Tarikat Tijani dari Maroko – Sejak lama juga di Madinah University mengakui alumnus ponpes Al Falah. Dulu beberapa orang belajar disana, sekarang para santri/ mahasiswa lebih memilih ke Mesir. Masih kunjungan-kunjungan dari Saudi Arabia dan Negara-negara Islam lainnya yang tidak dapat disebutkan di sini. Kesimpulannya perhatian dunia Islam cukup memuaskan. Tuntutan Sosial ……………………………….. Waktu Pendirian dan Moment yang bersamaan Jumlah Pendiri Pondok Pesantren Al Falah berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren yang mana para pendirinya juga merupakan pengurus yayasan periode pertama yaitu 19 orang . Latar belakang Pendiri ………………………………………….. Silsilah Pendiri …………………………………………….. Rumusan Visi, Misi, dan tujuan B. Profile Pendiri a.Latar belakang pendiri Tuan guru K.H.M. Sani dilahirkan di Alabio Hulu Sungai Utara Kalsel pada tahun 1918 M, ayah beliau bernama H.Zuhri, pada waktu beliau dilahirkan ayahnya sedang merantau ke Perak Malaysia. Istri pertama beliau bernama Hj.Siti Aisyah. Dari Hj.Siti Aisyah ini lahir Hj.Lamsiah. Istri yang kedua bernama Hj.Kartasiah binti Baseri yang bermukim di Malaysia. Hj.Kartasiah meninggal pada tanggal 26 – 9 – 2002 / 19 Rajab 1423 H. Beliau mempunyai cucu yang sekarang ini sebagai ketua Umum Yayasan Pondok Pesantren Al Falah yaitu Prof.DR.H.M.Gazali, M.Ag yang juga bertugas di IAIN Antasari Banjarmasin. Malam Senin, tanggal 11 Muharram 1407 H, bertepatan tanggal 14 September 1986 M. Tuan Guru K.H.M.Sani Muassis Pondok Pesantren Al Falah berpulang ke rahmatullah dengan tenang di rumah beliau di Antasan Kecil Timur Banjarmasin. Pada hari itu dunia pendidikan kehilangan seorang ulama besar yang zuhud dan mukhlis, dengan meninggal sebuah karya yang abadi, karena ilmu yang bersambung terus menerus. Beliau meninggalkan cahaya yang terang dimana orang-orang dapat berjalan dengan aman karena cahaya tersebut. Beliau dimakamkan di Pondok Pesantren Al Falah Putera tepatnya di depan kantor Pondok Pesantren Al Falah Putera. Semoga ruh beliau ditempatkan oleh Allah SWT di Jannatun Na’im. Amin. b. Latar belakang Pendidikan Beliau sejak usia muda mengaji dengan para ulama di Alabio dan sekitarnya. Yang pada waktu itu banyak ulama-ulama alumnus Mekah dan Mesir. Beliau juga belajar keluar dari Alabio, yaitu ke Nagara pada Tuan Guru K.H.Ahmad Nagara.Kemudian beliau sangat rajin membaca kitab-kitab kuning, apalagi beliau juga berhijrah ke Banjarmasin, dimana seseorang harus banyak membaca kitab-kitab. Self Studi ini terus menerus beliau kembangkan sampai akhir hayat beliau. c. Keterlibatan Sosial Beliau aktif sebagai muballig atau sebagai guru agama di Masjid, langgar dan rumah-rumah. Beliau sangat terkenal di Banjarmasin, khususnya di daerah pasar Lama, dimana beliau berdomisili. Beliau juga sangat dikenal para pedagang, khususnya masyarakat alabio sebagai tuan guru mereka. Pada bulan puasa beliau suka sekali menjamu berbuka puasa di langgar beliau. Beliau setiap tahun sekali naik haji, biasanya beliau membawa rombongan ke Mekkah Al Mukarramah. Tercatat beliau sudah 22 kali berhaji baik sendirian atau dengan rombongan. Dalam perjuangan beliau dibidang pendidikan beliau dapat dipercaya oleh Almukarram DR.K.H.Idcham Chalid di Jakarta untuk membuat kerangka kayu pembangunan Madrasah beliau Darul Ma’arif. Setelah pembangunan madrasah Darul Ma-arif selesai, beliau ditawari KH.Idcham Chalid untuk memimpin Madrasah beliau di Jakarta. Namun tawaran pak Idcham Chalid tersebut ditolak beliau dengan halus. Beliau mengatakan bahwa masyarakat Kalimantan Selatan khususnya dan Kalimantan pada umumnya masih perlu mendapat perhatian beliau. Beliau sangat peka sekali dalam menganalisa nilai-nilai pendidikan di suatu daerah. Beliau berpendapat bahwa masyarakat Kalimantan masih tertinggal jauh jika dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di nusantara ini. Kalimantan sangat jauh ketinggalan disemua bidang, khususnya bidang pendidikan pondok pesantren. Inilah rupanya salah satu pemikiran yang menjadi cikal bakal atau embrio yang kemudian menjelma atau lahirnya pondok pesantren yang kemudian didirikan yang diberi nama Pondok Pesantren Al Falah. d. Obsesi Bidang Keahlian Pendiri ……………………………………………………. Anak Pendiri, Menantu, Saudara, Santri Kepercayaan ………………………………………………………. Pondok Pesantren, Sekolah, Umum, dll ………………………………………….. Pengurus Ormas, Orsos, Parpol ………………………………….. Idealitas pengembangan Ponpes ……………………………….. Menurut pandangan T.G.K.H.M.Sani Pondok Pesantren itu adalah sebuah lembaga/ institusi atau wadah pendidikan non formal, tradisional yang diasuh oleh kyai yang bertujuan mencetak kader-kader / pelopor pembangunan bangsa / agent of development yang bernafaskan kalimat Tauhid, yang beridentitaskan sebagai seorang insane yang sehat jasmani dan rohani. Insan yang selalu bertaqwa kepada Allah SWT. Insan yang selalu tekun dalam menuntut ilmu dan mengembangkannya. Insan yang selalu membimbing masyarakat. Insan yang selalu membela hak-hak masyarakat. Insan yang selalu tegar dan tangguh tegar dan tangguh dalam perjuangan. Insan yang selalu loyal kepada Allah dalam situasi dan kondisi bagaimanapun juga. Insan yang berjuang tanpa pamrih atau ikhlas. Dengan motivasi inilah ia akan selamat/ menang diakhirat nanti dihadapan Allah Rabbul ‘Alamin. Menurut beliau pendidikan pondok itu merupakan satu-satunya alternative untuk mencetak pemuda-pemuda harapan bangsa yang bermoral yang nantinya dengan harmonis dapat berinteraksi dengan masyarakat mana saja, sebab system pondok adalah TAKHALI dan TAHALLI. TAKHALLI ; Berarti mengosongkan atau membuang sifat-sifat yang tercela atau sifat buruk, sifat yang tidak terpuji, seperti sombong, hasad, dengki, iri, pemarah, senang berkelahi, peminum, pecandu narkotik dan lain-lain. TAHALLI : Berarti menghiasi diri dengan sifat-sifat yang terpuji, dengan sifat-sifat yang baik, seperti jujur, amanah, bertanggung jawab, ikhlas dalam bekerja, membela yang benar, berbuat baik terhadap orang tua dan masyarakat, hormat kepada guru, sabar, taqwa, qona’ah, berani dalam kebenaran dan seterusnya. Kalau orang tua tidak mau bermasalah anaknya, maka hendaknya orang tua itu menyerahkan anaknya ke Pondok Pesantren untuk dididik adabnya, demikianlah kira-kira ucapan beliau yang sering diucapkan diwaktu berkhotbah pada waktu pengajian-pengajian beliau di masyarakat. Kita tidak menentang globalisasi, tapi kita wajib mengantisipasi ekses-ekses negative dari globalisasi tersebut. Kita harus menyediakan filter/ alat penyaringan setiap informasi yang menyesatkan filter itu tidak lain adalah agama. Untuk mengerti agama orang harus mondok belajar kepada kyai yang mukhlis. Untuk suksesnya pondok pesantren, maka Pondok Pesantren harus berbenah diri dengan meningkatkan kualitas dalam semua bidang. Fisik bangunan harus up to date sesuai dengan era kompetitif. Kurikulum dilengkapi dengan ilmu-ilmu social yang bisa memback up santri jika sudah berjuang di masyarakat. Para pengajar harus berkualitas. Para santri harus mempunyai sikap disiplin yang tinggi. Pondok pesantren harus mempunyai lembaga pendidikan tingkat tinggi untuk mencetak kader-kader pemimpin yang handal dan professional. Jadi taman pondok itu harus professional dan ahli di bidangnya. Sebab kita sekarang berada di era globalisasi, dimana semua fasilitas menggunakan serba teknologi canggih, di zaman pergeseran nilai. Dimana nilai-nilai religius dan moral kurang diperhatikan orang. Dimana manusia menjadi materialistis. Semua yang menjadi barometer adalah materi. Kalau kita sudah mengerti di zaman apa kita hidup dan berjuang, maka kita sejak dini mempersiapkan segala-galanya demi suksesnya perjuangan kita tersebut. Dalam hal ini, alumni PP Al Falah pernah mengadakan dialog dengan mendapat perhatian yang luar biasa pada tahun 1995, dengan judul ” Dialog Alumni PP Al Falah Menyikapi Era Globalisasi”. Khususnya bagi Pondok Pesantren Al Falah, kita bersyukur kepada Allah SWT, atas semua karunia-Nya seperti yang kita saksikan sekarang ini. Kita masih belum mempunyai masjid yang representative, belum mempunyai meeting hall dan lain-lain. Meskipun demikian kita syukuri apa yang ada tapi kita tetap berjuang dengan optimal untuk melengkapi dan menyempurnakannya dengan penuh tawakkal kepada Allah, semoga Allah memberikan kekuatan dan kemudahan dalam perjuangan kita li’ilai kalimatillah.